Demi Ketenaran, Henry Rela Jadi Budak Seks

Family / 21 September 2010

Kalangan Sendiri

Demi Ketenaran, Henry Rela Jadi Budak Seks

Daniel Official Writer
28781
Henry Surentu, nama pria ini melejit di era tahun 70-an karena perannya dalam beberapa film laga. Tetapi ketenarannya itu diraihnya dengan jalan yang panjang dan berliku.  

Sejak remaja, Henry berbekal ketampanannya dan rayuan mautnya, dengan mudah menaklukan para gadis. Tidak sedikit gadis-gadis yang berhasil ia perdaya, dan menjadi pelampiasan fantasi liar Henry. Dua orang diantaranya malah hingga hamil dan menuntut pertanggung jawaban dari Henry. Namun Henry yang obsesinya untuk menjadi seorang artis lebih memilih karirnya, sehingga kedua gadis itu dipaksanya untuk menggugurkan kandungan.

Namun perjalanan Henry dalam meniti karir tidaklah semulus yang diharapkan, pada peran pertama yang didapatnya ia malah diusir dari lokasi shooting.

“Waktu itu saya bilang kalau suatu saat saya akan menjadi pemeran utama,” kisahnya.

Untuk membuktikan kata-katanya itu, Henry bahkan rela melakukan apa saja, bahkan sesuatu yang bagi dirinya sendiri menjijikkan. Seorang sponsor menjanjikan ia dapat segera menjadi orang top jika Henry mau melayani nafsu bejat sang sponsor yang ternyata penyuka sesama jenis. Ternyata janji itu bukanlah isapan jempol, tak berapa lama pria itu memberikan tawaran padanya untuk membintangi sebuah film.

“Rasanya seperti mau loncat karena akhirnya dapat peran utama. Akhirnya saya berangkat ke Hongkong. Setelah film drama, saya main film aktion,” kisah Henry.

Setelah tenar, Henry segera mendepak sang sponsor. Namun demi menunjang karirnya, Henry kembali pada jerat perzinahan. Dirinya rela menjadi pemuas seks para tante-tante untuk mendapatkan fasilitas mobil mewah dan pakaian bermerek.

Di puncak karirnya, Henry bertemu dengan gadis baik-baik yang kemudian ia nikahi, Heidy Stijns. Namun pernikahan tersebut tidaklah mengubah Henry. Dibelakang istrinya, Henry masih bermain gemar bermain wanita. Saat istrinya bertanya tentang yang dilakukannya, Henry menjawab dengan enteng, “Ya sudahlah, kamukan sudah menjadi istri saya.”

Selama 20 tahun umur pernikahan mereka, istrinya tersiksa dengan prilaku Henry. Tidak hanya selingkuh, anak-anaknya pun sering dihajarnya tanpa ampun. Tak tahan lagi dengan perlakuan sang suami, Heidy berseru kepada Tuhan.

“‘Tuhan aku mencintai Engkau, tapi aku tidak tahan lagi seperti ini. ternyata laki-laki yang Kau berikan kepadaku tidak pernah memberikan kebahagiaan selama 20 tahunan.’ Saat saya serahkan kepada Tuhan, saya letakkan di bawah kakinya, Tuhan bertindak,” kisah Heidy.

Hari itu Heidy berhasil mengajak suaminya kedalam sebuah pertemuan, disanalah Tuhan mendobrak hati Henry. Perkataan pembicara saat itu mengusik hati nuraninya.

“Kita harus hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Perzinahan, percabulan harus kamu tolak semua, harus kamu buang dari hidup kamu. Karena kalau tidak kamu tidak akan sampai kepada tempat tujuan. Tuhan menghendaki supaya kita masuk surga, tetapi kalau kita tetap hidup dalam perzinahan, percabulan, dan hidup tidak taat maka kita tidak mendapat bagian, sesuai dengan firman Tuhan.”

Pernyataan tersebut menyentak Henry. Ada perasaan ngeri terselip dihatinya, jika ia tidak segera bertobat.

“Saya merasa bersalah kepada Tuhan karena telah mempermainkan Tuhan selama ini dan saya melakukan pengakuan. Saya merasa jijik dan tidak layak di hadapan Tuhan atas apa yang sudah saya lakukan. Setelah melakukan pengakuan, saya benar-benar merasa lega,” ungkap Henry.

Hari itu adalah titik balik dan awal perubahan hidup Henry. Bahkan dengan berani, Henry mengakui semua kejahatan yang pernah dia lakukan kepada istrinya. Sekalipun tidak mudah bagi Heidy, namun dengan kasih Tuhan ia mampu mengampuni semua yang telah dilakukan oleh Henry.  

“Tuhan Yesus itu bagi saya sangat luar biasa. Dia tidak peduli dosa kita sebesar apa, tapi yang Dia peduli adalah ketika kita bertobat, kita mengakui segala dosa kita, kita merendahkan diri di hadapan dia,” demikian ungkap Henry menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan pada tanggal 21 September 2010 dalam acara Solusi Life di O’Channel)

Sumber Kesaksian:
Henry Surentu & Heidy Stijns
Sumber : V100419162217
Halaman :
1

Ikuti Kami